Segala puji bagi Alloh swt Yang Maha Belas Kasihan kepada
hamba-Nya. Dia mengutus utusan dan menurunkan wahyu-Nya agar terwujud umat yang
mentauhidkan-Nya dan menjauhi semua bentuk kesyirikan yang mendatangkan
murka-Nya sebagaimana tercantum di dalam Surat adz-Dzariyat [51]: 56 dan ayat
lainnya.
Semoga shalawat dan salam tetap terlimpah kepada Nabi
Muhammad saw yang telah menyebarkan risalah tauhid dan membendung semua jalan
yang menuju kepada kesyirikan. Dengan takdir Alloh yang telah mengaruniai
Rasulullah saw dengan berbagai nikmat, beliau bersungguh-sungguh dan bersabar
menyampaikan tauhid, walaupun dihina, dianiaya, difitnah. Alloh memberi
kemenangan kepada beliau sehingga tauhid menyebar di seluruh dunla dan menjadi
hinalah penyembah berhala dan pembelanya.
Dakwah tauhid yang sangat mulia tetap berjalan terus
meski beliau telah meninggal dunia, dilanjutkan oleh pembelanya, yaitu para
sahabat dan generasi salaf sesudahnya. Dari Tsauban Rasulullah saw bersabda:
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ ظَاهِرِيْنَ عَلَى الْحَقِّ
لاَ يَضُرُّ هُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَالِكَ
"Senantiasa ada golongan dari umatku yang membela
kebenaran (sunnah). Tidaldah membahayakan mereka orang yang menghinanya sampai
datang ketentuan Allah pada hari Qiamat” —(HR. Muslim: 3544)
Golongan selamat salafush shalih, ahli atsar, walaupun
jumlahnya sedikit akan tetapi tetap tegar membela tauhid meski dimusuhi oleh
tujuh puluh dua golongan dari yang mengaku muslim; dan pantang mundur, tidak
takut celaan musubnya dari mana pun datangnya. Mereka punya prinsip bahwa semua
penegak tauhid pasti dimusuhi, dicaci, dan difitnah, sebagaimana yang pernah
dialami Rasulullah Bangsa Arab yang menggelari Nabi saw dengan al-Amin (insan
yang dapat dipercaya) diganti dengan majnun (gila) setelah beliau memberantas
penyembah kuburan dan berhala dan mengajak manusia agar mentauhidkan Alloh saja.
Para sahabatnya banyak dibunuh dan difitnah karena dakwah tauhid. Demikian pula
ulama salaf sesudahnya, terutama yang hidup di lingkungan penyembah kubur, yang
senantiasa menasihati mereka agar berdo'a hanya kepada Alloh dan meninggalkan
kegiatan meminta kepada orang mati, wali. sunan, dan lainnya; mereka difitnah
dan dijauhkan dari umat. Memang, penyembah kubur selalu membuat makar dan ingin
memadamkan bendera tauhid. Akan tetapi Allah berkehendak menghidupkannya.
وَمَكَرُوا۟ وَمَكَرَ ٱللَّهُ ۖ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلْمَٰكِرِينَ
“Orang-orang kafir itu
membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah
sebaik-baik pembalas tipu daya” (QS Ali Imran 54)
يُرِيدُونَ لِيُطْفِـُٔوا۟ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفْوَٰهِهِمْ وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَٰفِرُونَ
“Mereka ingin memadamkan
cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru)
menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya"
[As Saff: 8]
Ulama Sunnah telah menyadari bahwa
sudah menjadi sunnatullah, setiap pembela tauhid pasti dimusuhi.
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّۭا شَيَٰطِينَ ٱلْإِنسِ وَٱلْجِنِّ يُوحِى بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍۢ زُخْرُفَ ٱلْقَوْلِ غُرُورًۭا ۚ وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
“Dan demikianlah Kami
jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis)
manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian
yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu
menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan
apa yang mereka ada-adakan” (QS Al An'am,112)
Ketahuilah bahwa musuh utama para nabi
dan sahabatnya adalah kaum musyrikin dan penyembah kubur, seperti yang menimpa
Nabi Nuh as dan para utusan sesudahnya.
وَمَا نَقَمُوا۟ مِنْهُمْ إِلَّآ أَن يُؤْمِنُوا۟ بِٱللَّهِ ٱلْعَزِيزِ ٱلْحَمِيدِ
“Dan mereka tidak menyiksa orang-orang
mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” [QS Al Buruj: 8]
Di antara imam pembela tauhid, pembongkar akar kesyirikan pada
abad kedua belas Hijriah yang membingungkan ahli syirik Internasional hingga
sekarang adalah Imam Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab.
Orang
sufi, tarekat, dan kebatinan marah karena Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
membongkar kesyirikan mereka dengan mengambil dalil dari al-Quian dan Sunnah
shahihah, dengan pemahaman sahabat dan ulama atsar, dengan sistem membantah
syubhat mereka, dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang awam, singkat
dan padat, tidak satu pun yang bisa membantahnya: seperti katab beliau:
at-Qawa’idul Arba', Kasyfusy Syubuhat fit Tauhid, Kitab Tauhid yang membahas
tauhid uluhiyyah, dan karya tulis beliau lainnya. Lantaran keberanian beliau
inilah banyak permusuhan dan fitnah dan kalangan kaum musyrikin. Sehingga
beliau dituduh membawa madzhab baru, yaitu Wahhabiyyah (Wahhabi); yang mestinya
Muhamma¬diyyah, karena nama beliau Muhammad. Akan tetapi me reka telah keliru. mereka
menisbahkannya kepada nama Alloh yaitu al-Wahhab. Jadi, Wahhabiyyah bukan madzhab
yang salah, melainkan yang benar karena bersumber dari wahyu Allah swt walaupun
ahli syirik tidak suka.
Beliau
mengajari orang awam untuk membantah tokoh pembela kesyirlikan dengan pelajaran
yang mudah dipahami. Di dalam kitab Kasyfusy Syubuhat beliau menjelaskan.
"Ketahuilah bahwa musuh tauhid adalah orang yang punya ilmu, pandai
berdalil, dan pandai bicara. Akan tetapi, satu orang awam yang mengerti tauhid
akan mampu mengalahkan sekian banyak tokoh ahli syirik”.
Dan
memang benarlah yang beliau sampailkan tersebut. Tidak sedikit pengikut mereka
keluar dari cengkeraman tokoh kesyirikan karena mendengar atau mernbaca risalah
Syalkh Muhammad bin Abdul Wahhab. Sehingga dengan makin banyak orang yang jauh
dari tokoh kesyirikan, mereka—para tokoh ini—marah. Mereka pun bangkit untuk
mengadakan perlawanan, misalnya berupa bantahan tertulis kepada Syaikh. Akan
tetapi, Alloh SWT memberi hidayah kepada hamba-Nya yang beriImu untuk membalas
bantahan tersebut. Ada lagi yang mengobarkan perlawanan dengan cara melecehkan
Ahli Sunnah, seperti yang dikatakan oleh Imam Abu Hatim ar-Razi rah.a, "Tanda
ahli bid'ah adalah mencaci ahli atsar”.
Ada
pula musuh dakwah tauhid yang menempuh cara demonstrasi, merusak, bahkan
menyakiti secara fisik. Hal ini apabila mereka merasa kuat dan jumlahnya
banyak. Sikap mereka ini diterangkan oleh Rasulullah saw:
إِنَّ
مِنْ ضِئْضِئِ هَذَا قَوْمًا يَقْرَءُوْنَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ
يَقْتُلُوْنَ أَهْلَ الْإِسْلاَمِ وَيَدَعُوْنَ أَهْلَ اْلأَوْثَانِ
“Sesungguhnya
ada suatu kaum termasuk keturunan orang ini, mereka membaca al-Quian tetapi
tidak sampai kepada tenggorokannya, mereka itu membunuh pembela Islam dan
membiarkan penyembah berhala.” (HR Muslim) bersumber dari sababat Abu Sa’id
al-Khudri
Apabila mereka tidak mampu menyerang dengan fisik, karena mereka
merasa lemah dan hina, tidak mampu melawan dengan dalil dan khawatir pengikut
mereka hanyak yang lari, maka para tokoh minta bantuan kepada pemerintah untuk
menghentikan dakwah ahli tauhid di masjid-masjid dan lembaga kajian lainnya,
dengan alasan mereka meresahkan umar, mereka memhawa madzhab baru, seba¬gaimana
yang pernah terjadi pada diri Bisyr al-Marisi pada masa kerajaan al-Ma'mun. Dan
hal itu telah dirasakan pula oleh saudara kita di berbagai tempat. Untuk lebih
jelasnya, lihat kitab Ushulus Sunnah oleh Imarn Ahmad bin Hanbal, Tahqiq
Walid bin Muhammad an-Nashr hlm 35.
Imam Syathibi berkata;
"Ketahuilah bahwa ahli bid'ab pada
zaman tabi’in dan sesudahnya, mereka minta bantuan kepada pemerintah dan minta
perlindungan orang kaya untuk mempertahankan kesyirikan mereka. Dan jika mereka
merasa lemah, mereka sembunyi dan menjauh dari khalayak ramai”.
Kejahatan mereka perlu kita ketahui agar kita waspada dan tidak
heran dengan tindakan mereka yang mengawur.
Selanjutnya, bagi yang ingin membaca sejarah pejuang ahli tauhid
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rah.a, fitnah yang dimunculkan oleh musuh
tauhid kepadanya, dan sekaligus bantahannya, saudara kita al-Ustadz Abu Ubaidah
Yusuf bin Mukhtar telah menyisihkan waktunya untuk menelaah riwayat hidup
Syaikh ketika berdakwah dan sekaligus membantah orang yang membenci dakwahnya
seperti Ahmad Zaini Dahlan, orang yang.dijadikan rujukan oleh pembela
kesyirikan lainnya semisal Siradjuddin Abbas dan rekan-rekannya.
Sungguh setelah kami membaca tulisan saudara kita ini, yang banyak
merujuk kilab para imam Sunnah—ulama salaf kami mengajak kepada
saudara-saudaraku yang beriman yang ingin membela tauhid dan memberantas
kesyirikan dan melawan senjata ahli syirik terutama penuntut ilmu, hendaknya
menyempatkan diri sudi membacanya, karena risaah beliau ini banyak faedahnya
dan supaya kita tahu kebohongan ahli Syirik.
Akhimya, semoga Alloh SWT memberi pahala kepada saudara penulis;
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi yang saya cintai katena Alloh, kepada
kedua orang tuanya, kepada pengasuhnya, dan juga kepada pembacanya, kepada yang
mencetak (versi buku) nya dan yang menyebarkannya.
Oleh: Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron
Pengasuh Ponpes: Al-Furqon Al-Islami, Gresik
0 komentar:
Posting Komentar