Home » » Meluruskan Sejarah Wahabi: Pendahuluan

Meluruskan Sejarah Wahabi: Pendahuluan

Segala puji bagi Allah yang membangkitkan para ulama pada setiap zaman di saat kekosongan para rasul, mereka menunjuki orang yang tersesat jalannya, sabar menghadapi rintangan, menghidupkan orang mati dengan al-Qur'an, dan menyalakan cahaya Allah kepada orang-orang yang masih lelap dalam kebutaan. Betapa banyak korban lblis yang mereka sembuhkan! Dan betapa banyak orang tersesat kebingungan yang mereka selamatkan!



Alangkah besarnya jasa mereka bagi manusia, tetapi alangkah jeleknya balasan manusia kepada mereka! Mereka menepis segala penyelewengan orang-orang yang berlebih-lebihan, kedustaan pembela kebatilan, dan penafsiran orang-orang jahil yang kebingungan, yang melepaskan tali fitnah dan mengibarkan bendera kebid'ahan, mereka berselisih dalam menyelisihi kandungan al-Qur’an, dan bersatu untuk meninggalkan al-Qur'an, mereka berkata tentang Allah dan kitab-Nya tanpa dasar ilmu, menyebarkan syubhat untuk menipu manusia yang dungu. Kita ber lindung kepada Allah dari fitnah yang menyesatkan.

Telah dimaklumi bersama bahwa berlalunya waktu dan semakin jauhnya manusia dari masa kenabian, maka berba¬gai corak kebid'ahan dan khurafat semakin banyak bermunculan. kebodohan semakin merajalela, keasingan Islam semakin terasa, mayoritas manusia mengira bahwa apa yang mereka dapati dari nenek moyang mereka adalah agama, padahal sebenamya agama yang benar tidak mengenal¬nya. Namun, Allah pasti membangkitkan para pembela agama untuk menegakkan hujjah dan keterangan kepada mereka.

Nabi SAW telah menginformasikan bahwa akan senantiasa ada sebagian kelompok kaum muslimin yang tegar di atas kebenaran, tidak gentar oleh rintangan yang menghadang. Beliau SAW juga bersabda:

إِنَّ اللهَ يَبْعَثُ إِلَى هَذِهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِيْنَهَا

"Sesungguluaya Allah mengutus kepada urnat ini pada setiap seratus tahun orang yang memperbaharui agama-Nya” (HR Abu Daud dan Al-Hakim)

Al-Munawi berkata, "Makna ‘memperbaharui agama’ yaitu menjelaskan dan membedakan antara perkara sunnah dan bid’ah, menyebarkan Ilmu agama, membela ahli ilmu dan membantah ahli bid'ah, hal itu tidak bisa terwujudkan ke-cuali bagi seorang yang alim tentang agama. Ibnu Katsir mengatakan, Setiap kaum mengaku bahwa imam mereka adalah yang dimaksud oleh hadits ini, tetapi tampaknya ha¬dits ini mencakup seluruh ulama pada setiap bidang, baik tafsir, hadits, fiqih, nahwu, bahasa, dan sebagainya."

Pada zaman kita, gelar "pembaharu agama" ini diobral dengan harga yang sangat murah, diberikan kepada setiap orang jahil yang melontarkan pendapat-pendapat aneh dan nyeleneh. Semua ini adalah penyesatan, sebab pembaharu yang sebenarnya adalah seorang yang mengilmui syari’at Allah SWT dan tegar di atas sunnah Rasulullah SAW.

Informasi Nabi SAW di atas telah terbukti. Allah senantiasa membangkitkan sebagian hamba-Nya untuk membela agama dan memperbaharuinya di saat dibutuhkan pembaharuan. Di antara deretan para pembaharu agama adalah Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rah, a pada abad kedua belas.'
Sebagaimana layaknya pengibar panji dakwah tauhid dan para pejuang kebenaran lainnya. beliau mendapatkan tantangan yang tidak ringan, di sana-sini beliau banyak dihantam celaan, tudingan dan tuduhan, baik di masa hidupnya maupun setelah wafatnya.

واذا أتتك مذمّتي من ناقص # فهي الشهادة لي بأنّي كامل

“Apabia orang rendah mencelaku. Itu adalah pertanda bahwa aku seorang yang sempurna."

Sungguh, betapa banyak tulisan dan buku yang berisi cercaan kepadanya!! Dan betapa banyak mulut durhaka yang sembarangan melontarkan kata terhadapnya!! Bukan hanya di negeri Indonesia, bahkan hampir cli seluruh belah¬an dunia!! Namun sayangnya, alangkah sedikitnya orang yang mau cemburu membela dan meluruskannya!

تكاثرت الظباء على خراش # فما يدري خراش مايصيد

Kijang begitu banyak di hadapan Khirasy. Sehingga dia tidak tahu mana yang harus diburu duluan”

Akan tetapi, tahukah Anda bagaimana Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menyikapi semua tuduhan itu?! Syaikh Husain bin Ghannam Rah, a—selaku muridnya—mengatakan, “Syaikh (Muhammad bin Abdul Wahbab) bersabar menghadapi ucapan yang mereka lontarkan, mengharap pahala di sisi Allah, menghibur dirinya dengan penderitaan yang menimpa ahli tauhid sebelumnya dan ba¬gaimana usaha ahli kesyirikan dan kesesatan dalam merintangi dakwah mereka. Semua ini merupakan sunnatullah bagi hamba-Nya pada setiap zaman. Dia menguji kesabaran orang-orang yang beriman.

“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” (QS Al-Ankabut: 1-3)

Maka yakinlah wahai saudaraku—semoga Allah memberkahimu—bahwa di balik adanya para penentang dakwah tersebut tersimpan hikmah yang amat besar.

إِنَّ ٱلَّذِينَ جَآءُو بِٱلۡإِفۡكِ عُصۡبَةٞ مِّنكُمۡۚ لَا تَحۡسَبُوهُ شَرّٗا لَّكُمۖ بَلۡ هُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۚ لِكُلِّ ٱمۡرِيٕٖ مِّنۡهُم مَّا ٱكۡتَسَبَ مِنَ ٱلۡإِثۡمِۚ وَٱلَّذِي تَوَلَّىٰ كِبۡرَهُۥ مِنۡهُمۡ لَهُۥ عَذَابٌ عَظِيمٞ ١١

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar” [QS An-Nur: 11]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rah, a berkata, "Termasuk sunnatullah, apabila Dia ingin menampakkan agama-Nya, maka dia membangkitkan para penentang agama, sehingga Dia akan memenangkan kebenaran dan melenyapkan kebatilan, karena kebatilan itu pasti akan hancur binasa."
Imam Ibnu Qayyim rah, a berkata:

والحق منصور وممتحن فلا تعجب فهذي سنة اللرحمن

“Kebenaran itu akan menang dan mendapat ujian. Janganlah heran, sebab ini adalah sunnah ar-Rahman."

Oleh karena itu, hendaknya kita tidak lupa bahwa suara-suara sumbang tersebut sebenarnya malah berperan besar dalam menyebarkan dakwah ini.

وإذا أراد الله نشر فضيلة طويت # أتاح لها لسان  حسود
لولا  اشتعال النار فيما جاورت # ما كان يعرف طيب عرف العود

“Bila Allah berkehendak menyebarkan keutamaan yang rahasia Maka Dia memberi kesempatan lidah pendengki untuk me-nyebarkannya. Seandainya bukan karna nyala api yang merayap. Maka tidak diketahui wanginya bau kayu wangi.”

Bersama Majalah Cahaya Nabawiy


من تحدث في غير فنه أتى بالعجائب

“Barangsiapa yang berbicara bukan pada bidangnya, niscaya dia akan melontarkan keanehan-keanehan.”

Itulah sebuah kata mutiara dari ucapan al-Hafidz Ibnu Hajar rah, a dalam Fathul Baari 3/466 tentang seorang alim besar, yaitu Muhammad bin Yusuf al-Kirmani, pensyarah Shahih Bukhari, tatkala dia menjelaskan sebuah masalah yang sangat rumit dalam bidang hadits.'"

Kata hikmah berharga di atas melintas di benak penulls tatkala membaca sebuah artikel berjudul "Membongkar Kedok Wahabi, Satu dari Dua Tanduk Setan" yang dimuat da-lam Majalah Cahaya Nabawiy. hlm. 8-17 Edisi Th. III Sya’ban 1426 H.

Seorang cerdas yang membace artikel tersebut niscaya dapat mengetahui kadar akal, agama, dan amanat penulisnya. Dahulu Imam Ibnu Mubarak mengatakan, "Tidaklah aku membaca kitab seorang, kecuali aku dapat mengelahui kadar akalnya”

Awalnya, tak terlintas dalam hati kami untuk menulis bantahan ini, sebab tuduhan dan kebohongan seperti itu bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi kami. Maka kami pun bersikap cuek seperti angin berlalu dengan mengingat firman Allah SWT:

خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ ١٩٩

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh” (QS Al-A’raf: 199)

Kami Juga mengingat ucapan imam kita, Asy-Syafi’i

قل بما شئت في مسبة عرضي # فسكوتي عن اللئيم جواب
ما أنا عادم الجواب ولكن # ما من الاسد أن تجيب الكلاب

Berkatalah sesukamu untuk menghina Kehormatanku
Diamku dari orang hina adalah suatu jawaban
Bukan berarti saya tidak memiliki jawaban tetapi

Tidak pantas singa meladeni anjing

أو كلما طن الذباب زجرته # إن الذباب إذا على كريم

Apakah setiap lalat yang berisik harus ku usir Kalau begitu latat sangatlah mulia bagiku.
Namun, karena beberapa faktor, kami pun terdorong dan bertekad bulat untuk menggoreskan pena dan menguak kebohongan artikel tersebut sebagai keterangan bagi masyarakat luas yang belum mengetahui hakikat sebenar¬nya. Memang ucapan orang jahil sebenarnya tidak perlu digubris, tetapi tidak ada salahnya juga apabila kita menanggapinya kalau memang di dalamnya terdapat kemaslahatan yang leblh besar. Bukankah Allah sering membantah ucapan ahli batil dalam al-Qur’an-Nya?! Demikian pula Rasulullah dalam hadits-haditsnya?! Aduhai, kalau kita semua diam tidak menjelaskan masalah ini, lantas kapan orang jahil dapat mengerti?!

Muhammad bin Bundar rah, a pernah berkata kepada Imam Ahmad rah, a "Wahai Abu Abdillah, sesungguhnya saya merasa berat hati untuk mengatakan Si fulan pendusta!" Imam Ahmad menjawab, "Seandainya kamu diam dan saya juga diam, lantas kapan orang yang jahil mengetahui mana yang benar dan mana yang salah?!!" 

Karena itulah, dengan bertawakal kepada Allah, kami membahas dan menelaah masalah ini secara mendalam sehingga—alhamdulillah—menghasilkan suatu tulisan yang ada di hadapan anda sekarang ini. Semoga Allah merahmati Imam al-Khaththabi tatkala mengatakan, "Barang siapa yang benar-benar butuh terhadap sesuatu, maka dia akan banyak bertanya tentangnya dan selalu tekun mencarinya sehingga mendapatkannya dan menguasainya."

Sekalipun demikian. perlu diperhatikan bahwa kami tidak menanggapi seluruh isi artikel tersebut Karna hanya menyorot beberapa permasalahan yang kami anggap penting saja. Semoga hal itu bisa mewakili tuduhan-tuduhan lainnya.

Ucapan Terima Kasih


Berdasar pada sebuah hadits Nabi SAW:
لاَ يَشْكُرُ اللهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ

“Tidak bersyukur kepada Allah seorang yang sidak berterima kasih kepada manusia”

Maka ucapan syukur dan terima kasih kami ucapkan kepada segenap pihak yang telah membantu kesempumaan tulisan ini Kepada para ulama yang telah berjasa besar memberikan ilmu kepada kami melalui kitab-kitab mereka, khususnya Syalikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad bin Ali hafidzahullah, karena kami banyak mengambil manfaat dari kitabnya yang sangat bagus" Da'awi al-Munawi’in Li Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab 'Ardhun wa Naqdun, kepada kedua orang tua kami yang telah mendidik dan mengasihi kami. kepada para guru kami yang telah mengajari dan membimbing kami". khususnya kepada ustadzuna wa waliduna karim Abu Muhammad Aunur Rofiq bin Ghufron Hamdani yang mengarahkan dan membina kami semenjak kepergian ayah tercinta. demi Allah begitu banyak jasa dan kebaikan beliau kepada kami yang akan selalu kami kenang dalam hidup, kepada rekan-rekan penulis: al-Ustadz Abu Yahya Abdus Salam, Akhi': al-Ustadz Syahrul Fatwa, Akhi Junaidi. Akhi Aunus Shafi dan lain-lainnya dari orang-orang yang membantu kelancaran penerbitan buku ini, penulis berdo'a kepada Allah agar membalas kebaikan mereka semua.

إذا أفادك إنسان بفائدة # من العلوم فأدمن شكره أبدا
وقل فلان جزاه الله صالحة # أفادنيها وألق الكبر والحسدا

Apabila ada seorang yang memberikan faedah kepadamu berupa ilmu, maka banyaklah terima kasih padanya selama-lamanya. Katakanlah: Semoga Allah membalas si fulan dengan kebaikan, Karena dia telah memberiku faedah, tinggalkan kesombongan dan kedengkian'



0 komentar:

Posting Komentar

Hot Promo

lazada indonesia
 
Terima Kasih Kepada : Sofyan Hadi | Rodja - TV | Yufid.Com
Copyright © 2014. Meluruskan Sejarah Wahabi - Kebenaran Hanyalah Milik Allah SWT
Template Dimodifikasi oleh: Deni Rusman Diterbitkan dengan: Adara TV
Didukung oleh: @abuadara